Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan sehingga mutu pendidikan terus berkembang dan tetap terjaga.

Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang didalamnya masing-masing terdapat standar pencapaian mutu. Setiap perguruan tinggi wajib melakukan penjaminan mutu, tertuang dalam UU No. 12 Tahun 2012. Dalam menjalankan SPME, LPM Universitas Bhakti Kencana (UBK) tersertifikasi Sistem Manajemen Pendidikan ISO 21001:2018. Untuk meningkatkan mutu Pendidikan sesuai dengan standar SN Dikti, LPM UBK mengadakan workshop Penyusunan Standar Mutu dan Instrumen Pencapaian Standar pada tanggal 26 April 2022 di Aula Lantai 4 UBK.

Workshop dibuka oleh Ketua Kopertis LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, MT. Dalam sambutannya beliau berpesan bahwa mutu bukan hanya tentang dokumen, tetapi budaya yang diterapkan secara konsisten. Kita harus menjadi katalisator, bukan inhibitor. Karena Perguruan Tinggi Swasta memiliki modal yang lebih banyak untuk lebih berkembang.

Gambar 1. Pembukaan Workshop oleh Ketua Kopertis LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, MT

Penjelasan tentang kondisi UBK disampaikan oleh Rektor UBK, Dr. Apt. Entris Sutrisno, M.HKes. Kegiatan Workshop merupakan wujud upaya dan komitmen UBK dalam menjalankan Misi Kampus UBK yaitu mengembangkan kelembagaan dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang mandiri dengan system manajemen mutu terstandarisasi nasional dan internasional, membangun dan mengembangkan mutu Pendidikan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Gambar 2. Pemaparan Rektor Universitas Bhakti Kencana, Dr. Apt. Entris Sutrisno, M.HKes

Selanjutnya, pemaparan Sistem Penjaminan Mutu Internal oleh Kepala Lembaga Penjaminan Mutu, Nur Intan, S.Kep., M.Kep., Ners. Universitas Bhakti Kencana telah melakukan monitoring evaluasi dan penilaian kinerja dua kali dalam setahun. Hasil assessment monev dengan kriteria Pencapaian Standar Mutu terbanyak diraih oleh PSDKU Garut dan S1 Farmasi. Konsistensi penerapan budaya mutu tertinggi diraih oleh Fakultas Ilmu Kesehatan.

Gambar 3. Penyerahan Apresiasi Hasil Monitoring Evaluasi dan Penilaian Kinerja

Agenda utama dalam Workshop yaitu pemaparan materi oleh 3 fasilitator dari LLDIKTI Wilayah IV. Materi pertama dari fasilitator Lisye Fitria, MT. Beliau berpesan, penerapan standar mutu harus ada dokumen SPMI, yaitu kebijakan SPMI. “Setiap standar memiliki minimal 5 manual. Jadi, total minimal standar adalah 24”, terangnya.

Proses SPMI yang dikenal dengan PPEPP, yaitu mulai dari penetapan standar Dikti, pelaksanaan standar Dikti, evaluasi pelaksanaan standar Dikti, pengendalian standar Dikti, dan peningkatan standar Dikti. Setiap dokumen harus memiliki nomor standar SPMI.

Gambar 4. Pemaparan Materi oleh fasilitator Lisye Fitria, MT

Materi kedua oleh Meita Lukitawati Sujatna, SS., M.Hum tentang Standar Fasilitas Belajar selama 3 Semester. Dalam pembuatan dokumen standar sebaiknya menggunakan model ABCD dan didetailkan. “Sebisa mungkin aturan yang diterapkan jangan menyulitkan, salah satu caranya adalah didetailkan,” pesannya. Terakhir, Bu Meita menegaskan Kembali bahwa mutu Pendidikan Focus on quality dan continuous improvement.

Gambar 5. Pemaparan materi oleh Meita Lukitawati Sujatna, SS., M.Hum

Tahapan pengembangan kurikulum dibawakan oleh Agus Gumilar, ST., M.Kom. pengembangan kurikulum bukan hanya kelengkapan dokumen, tetapi proses perumusan kurikulum yang dihadiri oleh semua pihak, dibuktikan dengan berita acara. Juga adanya evaluasi terhadap kurikulum yang ada. Beliau mengarahkan, “Jika perguruan tinggi telah menerapkan standar mutu, di-upload ke dalam link sistem penjaminan mutu Dikti untuk diverifikasi oleh fasilitator wilayah IV.”

Gambar 6. Pemaparan materi oleh Agus Gumilar, ST., M.Kom

Setelah pemaparan materi oleh fasilitator, peserta melakukan diskusi untuk penyusunan standar mutu dan instrumen pencapaian standar.

Gambar 7. Sesi Diskusi

Peserta workshop berjumlah 26 orang yang berasal dari perwakilan unit kerja. Workshop tidak selesai hari ini saja, namun masih terus dilakukan hingga satu bulan ke depan untuk menyelesaikan panduan standar mutu dan instrument pencapaian standar.

Gambar 8. Peserta Workshop

Sudah saatnya kita menghidupkan dan menerapkan budaya mutu agar kualitas pendidikan mulai dari input, proses, dan output terukur dengan jelas. Universitas Bhakti Kencana sudah memulainya terlebih dahulu untuk menjadi perguruan tinggi mandiri, unggul, dan berdaya saing untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia.
Penulis : Diah Adni Fauziah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *